Pecetakan Taqaddum Al-Muhajirin Raih Prestasi

Pondok Pesantren Al-Muhajirin Purwakarta kini mengukir prestasi lagi, penghargaan yang diberikan pada kegiatan One Pesantren One Product (OPOP) yang di gagasan oleh Gubernur Jawa Barat H. Ridwan Kamil.

Sebagai tindak lanjut dari pemenang Audisi Tahap 2 kategori scaleup sebanyak 61 (enam puluh satu) Pondok Pesantren kemudian dilanjut Audisi Tahap 3 yang bertempat di kantor UPTD P3W Jabar pada tanggal 12 Desember 2019 dengan merekomendasikan 20 besar dan dilakukan Audisi Tahap 3 Final di Ball Room Ibis Hotel pada tanggal 13 Desember 2019.

Sebanyak 1.074 peserta Pesantren “OPOP” yang ikut serta pamerkan produk unggulannya, bertempat di halaman Gedung Sate Kota Bandung,Sabtu (14/12/2019).

Dalam puncak kegiatan, peserta dari Ponpes Al-Muhajirin Purwakarta, Deden Miftahul Falah menerima penghargaan “OPOP” yang diberikan oleh Sekertaris Kementerian Koperasi dan UKM RI, Rully Indrawan didampingi oleh Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, sebagai juara Audisi OPOP JAWA BARAT 2019 masuk sepuluh besar dari 1.047 Pesantren Se-Jawa Barat.

Berikut perjalanan pondok pesantren Al-Muhajirin Juara Audisi 1 (Kecamatan) sebanyak 1074 Pesantren, Juara Audisi 2 (Kabupaten) sebanyak  88 Pesantren, dan Juara Audisi 3 (Provinsi) Sebanyak 10 Pesantren

Melalui sambungan telepon Deden Miftahul Falah menuturkan, dirinya berharap,”dengan adanya kegiatan OPOP ini Ponpes Al-Muhajirin bisa lebih mandiri dengan diberikannya modal usaha” tuturnya

Lanjut Deden, “Alhamdulillah kami dari Ponpes Al-Muhajirin Purwakarta dengan produk jasa percetakan lolos ke 10 besar dari 1.074 pesantren yang ikut dalam kegiatan OPOP se-JAWA BARAT.

Akhirnya,mudah-mudahan bisa menumbuhkan ekonomi Pondok Pesantren Khususnya Al-Muhajirin dan umumnya untuk Ponpes – Ponpes yang ada di Purwakarta dan di Jawa Barat. Pungkas Deden.

Sebagian besar pesantren di Jawa Barat belum mampu mandiri secara ekonomi untuk membiayai kebutuhan operasional maupun pengembangan sarana dan prasarana pesantren.

Pesantren yang memiliki visi dan niat untuk menjalankan usaha, memiliki SDM, memiliki lahan, ketersediaan bahan baku, potensi pasar dan lain-lain. Membangun kemandirian pesantren melalui pemberdayaan ekonomi dengan cara membantu pesantren dalam memilih komoditi yang laku di pasar

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *